Putri Kopi Jambi 2013

Read More
Berbagai upaya dilakukan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi untuk memperkenalkan produk unggulan daerah agar memiliki daya jual tinggi, termasuk produk kopi khas Jambi Luberica Tungkal Composid yang merupakan varietras kopi asli Jambi. Terobosan baru pun diambil oleh instansi terkait untuk memperkenalkan produk kopi tersebut. Menariknya, produk itu tidak mutlak selalu diperkenalkan melalui pameran-pameran, namun juga dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan Kontes Pemilihan Putri Kopi Jambi yang nantinya akan diikutsertakan dalam ajang pemilihan putri kopi di tingkat nasional untuk mewakili Provinsi Jambi.
Olivia Lisadora Pulungan, Gadis cantik kelahiran 4 Januari 1995 ini telah Terpilih menjadi Putri Kopi Jambi 2013. Tidak hanya bermodalkan paras cantik, Putri Kopi Jambi yang kini berusia 19 tahun ini menyatakan bahwa kemenangannya mengalahkan 42 peserta Kontes Putri Kopi Jambi pada akhir Desember 2013 lalu, lebih karena kemampuannya dalam menjawab berbagai pertanyaan seputar kopi Jambi. Pada kontes tersebut Olivia memang tampak sangat yakin dan antusias dalam menjawab pertanyaan tim juri tentang jenis-jenis kopi hingga keistimewaan dari kopi Liberica Tungkal Compocid. Memang bukanlah hal mudah bagi Olivia Lisadora Pulungan menyandang prediket sebagai Putri Kopi Jambi. Tentunya sebagai Icon Kopi Jambi, Olivia harus berupaya lebih keras dalam mempromosikan Liberica Tungkal Compocid yang sedang berjuang mendapat pengakuan. Kopi Liberica Jambi menjadi satu-satunya varietas kopi yang dikembangkan di atas lahan gambut. Saat ini Pemerintah dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi sedang berusaha keras mendapat label IG atau Indikasi Geografis dari Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Jika telah mendapatkan sertifikasi IG, tentu status kopi Jambi akan sejajar dengan Kopi Arabica Gayo atau Arabica Kintamani-Bali juga Kopi Preanger asal Jawa Barat.


"Saya ingin Liberica Jambi ini diakui secara internasional sehingga dapat meningkatkan penjualan dan petani kami pun bisa sejahtera," ujar Olivia yang saat itu masih berstatus mahasiswi semester 3 jurusan Ilmu Keguruan Biologi, Universitas Jambi.

Proses Terciptanya Kopi Luwak

Read More
Biji Kopi Luwak (Ciivet Coffee) pada dasarnya hanyalah biji Kopi Arabica atau Kopi Robusta biasa. Semua biji kopi juga bisa jadi "Kopi Luwak", asalkan Si binatang Luwak mau memakan biji kopi tersebut dan mau meluangkan sedikit waktunya untuk mengeluarkannya kembali saat pup. Penemuan Kopi Luwak dimulai pada awal abad ke-18, Pada Era Tanam Paksa atau Cultuurstelsel (1830—1870) di Indonesia. Luwak (Civet) atau dalam bahasa Latin disebut Paradoxorus Hermaproditus, binatang ini menyeleksi sendiri buah kopi yang akan dikonsumsinya. Luwak hanya akan mengkonsumsi buah kopi yang memiliki tingkat kematangan, rasa dan aroma tertentu.

Proses terciptanya kopi luwak dimulai saat binatang luwak memakan biji kopi setelah mengupas kulit luarnya dengan mulut, lalu menelan lendir sekaligus bijinya. Saat Luwak memakan biji kopi, biji kopi tersebut masih terbungkus oleh kulit ari yang keras (Parchment) dan kulit ari tersebut tidak akan hancur dalam pencernaan luwak, hal ini karena system pencernaan luwak tidak mampu menghancurkan biji kopi tersebut, sehingga saat pup, biji kopi masih tetap utuh terbungkus kulit tanduk. Biji kopi yang keluar bersama feses Luwak tersebutlah yang kemudian akan dicuci bersih lalu di Sangrai dan dijadikan minuman kopi nikmat. Saat ini Kopi Luwak telah menjadi minuman mahal dan fenomenal didunia.





Prof. Massiomo Marcone dari Guelph University, Kanada, mengatakan bahwa proses fermentasi yang terjadi pada pencernaan Luwak ( > 10 jam ) meningkatkan kualitas biji kopi yang dimakannya, hal ini karena selain barada pada pencernakan Luwak yang bersuhu fermentasi optimal 24 – 26 derajat Celcius, proses tersebut juga dibantu oleh enzim dan bakteri yang terdapat pada pencernaan luwak. Kadar protein dalam kopi luwak lebih rendah dibanding kopi biasa, ini karena terjadinya perombakan protein melalui fermentasi yang lebih optimal didalam pencernaan. Karena kandungan proteinnya lebih rendah, rasa kopi Luwak yang telah disangrai juga tidak sepahit kopi biasanya. Komponen yang menguap pun akan sangat berbeda antara kopi luwak dengan kopi biasa, ini terbukti dari aroma dan citarasa kopi luwak yang sangat khas. Fermentasi yang terjadi di dalam pencernaan Luwak tersebut juga dapat mengurangi kandungan Caffeine ( Kandungan Caffeine sekitar 0,5 - 1 % ) pada kopi sehingga cukup nyaman dan aman untuk dikonsumsi setiap hari.
 
Supported by : Kopi Sumatra Online Shop
Copyright © 2013 - 2014. TOKO KOPI JAMBI - All Rights Reserved
Template designed by Creating Website
Proudly powered by Blogger