Putri Kopi Jambi 2013

Read More
Berbagai upaya dilakukan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi untuk memperkenalkan produk unggulan daerah agar memiliki daya jual tinggi, termasuk produk kopi khas Jambi Luberica Tungkal Composid yang merupakan varietras kopi asli Jambi. Terobosan baru pun diambil oleh instansi terkait untuk memperkenalkan produk kopi tersebut. Menariknya, produk itu tidak mutlak selalu diperkenalkan melalui pameran-pameran, namun juga dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan Kontes Pemilihan Putri Kopi Jambi yang nantinya akan diikutsertakan dalam ajang pemilihan putri kopi di tingkat nasional untuk mewakili Provinsi Jambi.
Olivia Lisadora Pulungan, Gadis cantik kelahiran 4 Januari 1995 ini telah Terpilih menjadi Putri Kopi Jambi 2013. Tidak hanya bermodalkan paras cantik, Putri Kopi Jambi yang kini berusia 19 tahun ini menyatakan bahwa kemenangannya mengalahkan 42 peserta Kontes Putri Kopi Jambi pada akhir Desember 2013 lalu, lebih karena kemampuannya dalam menjawab berbagai pertanyaan seputar kopi Jambi. Pada kontes tersebut Olivia memang tampak sangat yakin dan antusias dalam menjawab pertanyaan tim juri tentang jenis-jenis kopi hingga keistimewaan dari kopi Liberica Tungkal Compocid. Memang bukanlah hal mudah bagi Olivia Lisadora Pulungan menyandang prediket sebagai Putri Kopi Jambi. Tentunya sebagai Icon Kopi Jambi, Olivia harus berupaya lebih keras dalam mempromosikan Liberica Tungkal Compocid yang sedang berjuang mendapat pengakuan. Kopi Liberica Jambi menjadi satu-satunya varietas kopi yang dikembangkan di atas lahan gambut. Saat ini Pemerintah dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi sedang berusaha keras mendapat label IG atau Indikasi Geografis dari Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Jika telah mendapatkan sertifikasi IG, tentu status kopi Jambi akan sejajar dengan Kopi Arabica Gayo atau Arabica Kintamani-Bali juga Kopi Preanger asal Jawa Barat.


"Saya ingin Liberica Jambi ini diakui secara internasional sehingga dapat meningkatkan penjualan dan petani kami pun bisa sejahtera," ujar Olivia yang saat itu masih berstatus mahasiswi semester 3 jurusan Ilmu Keguruan Biologi, Universitas Jambi.

Sekilas Tentang Kopi Ekselsa (Coffea dewevrei) Jambi

Read More
Kopi Ekselsa (Excelsa Coffee - Coffea dewevrei) ditemukan pertamakali oleh A. Chevalier pada tahun 1905 di Afrika Barat, di sekitar Sungai Char, dekat Danau Chad. Kopi Ekselsa sangat mirip dengan Kopi Liberica (Coffea liberica). Kopi Ekselsa tidak terlalu peka terhadap penyakit HV seperti hanya Kopi Arabika. Kopi Jenis ini sangat cocok dibudidayakan di dataran rendah yang basah karena memang daya tahan hidup kopi ini sangat kuat.

Kopi Ekselsa (Excelsa Coffee) Di Daerah Jambi

Kopi Ekselsa (Excelsa) merupakan jenis kopi yang relatif mudah dalam pembudidayaannya, karena tidak rentan terhadap serang penyakit dan kopi ini dapat juga ditanam di atas lahan gambut. Cukup dalam kurun waktu 3,5 tahun, tanaman kopi ini sudah mampu memproduksi beras kopi sekitar 800-1200 kg per Hektar. Di berbagai daerah di Indonesia, kopi jenis Ekselsa (Excelsa coffee) memang sangat jarang dibudidayakan oleh masyarakat. Namun tidak sama halnya dengan masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat – JAMBI, para petani disana telah membudidayakannya sejak 50 tahun yang lalu. Dalam segi harga memang kopi ini jauh dibawah harga kopi arabika, meskipun demikian adakalanya harga kopi ekselsa lebih mahal dari harga kopi Robusta, itu karena kopi Ekselsa cukup diminati oleh perusahaan-perusahaan kopi Instan di negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapore.

Pemerintah Mendukung perkembangan Kopi Ekselsa di Jambi

Read More
Meskipun dikenal dengan daerah penghasil karet dan kelapa sawit, ternyata Daerah Jambi juga memiliki produk perkebunan unggulan lainnya yaitu Kopi Ekselsa. Sejak beberapa tahun yang lalu Pemerintah telah berupaya mendukung perkembangan Kopi Ekselsa di Jambi, dukungan tersebut datang dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat. Gubernur Jambi kala itu, H. Hasan Basri Agus jelas menegaskan dukungannya terhadap upaya pengembangan Kopi Ekselsa Jambi. Hal tersebut dikemukakannya dalam kegiatan Panen Kopi Ekselsa di Parit Lapis, Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada pertengahan tahun 2012 lalu.
Didampingi oleh Bupati Tanjabbar dan Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Gubernur Jambi melakukan panen Kopi Ekselsa di lahan milik masyarakat petani kopi di Parit lapis Kelurahan Mekar Jaya. Dalam sambutan dan arahannya, Gubernur H. Hasan Basri Agus menyatakan, bahwa Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Tanjabbar telah, sedang, berupaya lebih lagi dalam mengembangkan Kopi Ekselsa. Selain pengelolaan teknis yang lebih baik yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas Kopi, gubernur juga menyatakan akan membantu mempromosikan Kopi Ekselsa, dengan cara menjadikan Kopi Ekselsa sebagai minuman penyambut tamu di rumah dinas gubernur Jambi.

Gubernur menghimbau agar masyarakat memiliki kemauan yang kuat untuk berusaha menekuni teknik pengelolaan Kopi Ekselsa, mulai dari pengolahan lahan, penanaman, perawatan, hingga menjadi sebuah produk Kopi Ekselsa. Gubernur juga meyakinkan masyarakat agar tetap memiliki kemauan yang kuat, untuk menghasilkan kualitas Kopi Ekselsa yang baik, sehingga memiliki pangsa pasar yang lebih luas, dan tentu nantinya akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani Kopi Ekselsa Tanjabbar-Jambi.

Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang diwakili oleh Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar Kementerian Pertanian saat itu, Ir. H. Azwar dalam sambutannya mengemukakan, Kopi Ekselsa punya cita rasa yang khas. Pemerintah pusat sangat mendukung pengembangan Kopi Ekselsa, itu terbukti dari bantuan bibit unggul Kopi Ekselsa untuk 200 hektar pada tahun 2012.

Bupati Tanjung Jabung Barat, H. Usman Ermulan dalam sambutannya mengungkapkan Kopi Ekselsa ini hanya ada di tiga provinsi di Indonesia, yakni di Kalimantan Barat, Jawa Barat, dan Jambi. "Dari ketiga provinsi tersebut, terbesar ada di Provinsi Jambi,". Ia juga menjelaskan beberapa keunggulan dari Kopi Ekselsa, antara lain :
  1. Berbuah sepanjang Tahun
  2. Bisa hidup di tanah yang keasamannya tingi
  3. Usia yang mencapai 45 sampai 50 tahun
  4. Tanpa dipupuk atau dengan pupuk yang relatif sedikit, bisa menghasilkan buah yang cukup baik.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Ir. Tagor Mulia Nasution dalam laporannya menyampaikan, salah satu keunikan Kopi Ekselsa ini adalah rantingnya dapat ditanam. Tagor juga menyatakan, pada waktu-waktu tertentu harga Kopi Ekselsa dapat lebih tinggi dari pada Kopi Robusta dan Kopi Rabika. Harga Kopi Ekselsa sangat fluktuatif , biasanya berada antara Rp 27.000 - Rp 40.000,- per Kg.

Bantuan lainnya dari pemerintah dalam penembangan Kopi Ekselsa adalah bantuan pupuk untuk 200 hektar (dari dana APBD Provinsi Jambi) dan menjadikan 5 hektar untuk percontohan Kopi Ekselsa, dimana bibit dan pengolahannya dibantu oleh pemerintah. Ka-Din Perkebunan Provinsi Jambi tersebut juga berharap pelepasan varietas Kopi Ekselsa oleh Menteri Pertanian RI dan agar Kopi Ekselsa mendapatkan sertifikat indikasi geografis Kopi Ekselsa ini bisa mendapat sertifikat indikasi geografis.

Sumber : infojambi.com

Kaitan Antara Minum Kopi dengan Ukuran Payudara

Read More
Para peneliti dari Universitas Lund - Swedia menemukan kaitan antara kuantitas kopi yang diminum seorang wanita dengan dimensi payudaranya. Menurut tim peneliti Universitas Lund, minum kopi tiga cangkir atau lebih setiap hari dapat membuat ukuran payudara wanita mengecil !
Penelitian ini melibatkan 300 wanita yang di wawancarai. Pertanyaan utama yang diajukan pada ke 300 orang wanita ini adalah "berapa cangkir kopi yang anda minum setiap hari ?" kemudian diukur payudaranya, tim peneliti menemukan kaitan antara, meminum tiga cangkir kopi atau lebih setiap hari dengan ukuran payudara. Jika semakin banyak mengkonsumsi kopi maka efeknya juga akan terus meningkat.

Meminum kopi dapat berdampak besar pada ukuran payudara, kata Helena Jernstroem, dosen onkologi eksperimental Universitas Lund yang memimpin riset itu. Wanita yang meminum lebih dari tiga cangkir kopi sehari memiliki payudara rata-rata 17% lebih kecil dari mereka yang minum kurang dari tiga cangkir sehari. Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan dalam British Journal of Cancer itu, sekitar separuh wanita yang diteliti memiliki sebuah gen yang mengaitkan ukuran payudara dan konsumsi kopi.

Penelitian itu mengkaji lebih lanjut keterkaitan kopi dengan payudara. Mereka sebelumnya mengetahui bahwa wanita berpayudara besar lebih berisiko terkena kanker payudara, tetapi mereka yang meminum kopi dapat menurunkan risiko itu. Beberapa zat yang terkandung dalam kopi dapat mengubah metabolisme wanita sehingga memiliki konfigurasi hormon-hormon estrogen yang dapat memperkecil risiko kanker.

Dan yang menarik adalah , ternyata dampak kopi terhadap estrogen berlawanan dengan dampaknya terhadap testosteron (hormon seks laki-laki). Jika bagi wanita kopi dapat mengecilkan ukuran payudara wanita, pada pecandu kopi pria justru dapat meningkatkan resiko gynecomastia (ukuran payudara membesar). Walaaah !

Juara Pertama Kompetisi Latte Art 2014

Read More



Iwan Setiawan, pria kelahiran Bogor 32 tahun yang lalu ini sudah 11 tahun menekuni dunia latte art. Antusiasmenya terhadap teknik membuat pola terntentu di minuman latte, telah mengantarnya ke pentas Kompetisi Latte Art Nasional. Tidak hanya sampai disitu, Iwan juga berhasil menjadi juara pertama dalam Kompetisi Latte Art Nasional 2014 yang diadakan oleh SCAI (Specialty Coffee Association of Indonesia) di Bali, pada tanggal 5-8 Maret lalu.

Memang tidaklah gampang untuk sampai ke podium sang juara. Iwan Setiawan menghabiskan 24 liter susu saat pertama kali berlatih seni menggambar susu di atas minuman espresso atau latte art itu. Setelah sekian banyak susu yang dikorbankan, hanya satu pola yang berhasil ia buat dan cukup layak untuk ditampilkan.

Di acara Indonesia Latte Art Competition (ILAC), Iwan berhasil menyisihkan 23 peserta hasil seleksi dari total 75 peserta yang diterima oleh panitia. Dengan waktu persiapan selama 5 menit dan presentasi 6 menit, masing-masing peserta harus menyajikan empat cangkir latte art, 2 diantaranya merupakan kreasi bebas dari hasil video yang mereka kirimkan sebelumnya.

Dengan gelar barunya, Iwan akan menjadi wakil Indonesia di kejuaraan dunia latte art yang akan diselenggarakan di kota Melbourne, bulan Mei mendatang.

Menurut Iwan, menjadi barista yang paham akan teknik penyajian kopi yang benar merupakan hal yang harus dikuasai dulu sebelum menekuni seni menuang susu ini. Ia juga menyarankan, berdasarkan pengalamannya agar sebaiknya menekuni satu pola terlebih dahulu, dimulai dengan titik simetris, love, tulip, baru ke pola yang komleks dan membutuhkan keterampilan tangan.

Harga Kopi Sumatera Utara 2014 Melambung

Read More
Kopi Sumatera memang sejak lama telah menjadi salah satu komoditas paling laris di Amerika yang dikenal sebagai Negera dengan tingkat konsumsi kopi terbesar di Dunia. Dapat kita bayangkan, satu dari tiga warga Amerika adalah peminum kopi. Tumbuhan kopi hanya dapat tumbuh subur di negara-negara yang terletak di sekitar khatulistiwa, maka hampir setiap tahun, Importir AS mendatangkan kopi dari beberapa Negara yang terletak di sekitar khatulistiwa. Urutan terbesar kopi didatangkan dari Brazil, Colombia, selanjutnya Vietnam, Meksiko, Guatemala, dan Indonesia.
Harga kopi Sumatera Utara mulai beranjak naik pada minggu ketiga tahun 2014. Harga kopi di tingkat pasar lokal mulai mencapai Rp 52 ribu per kilogram, naik hampir dua kali lipat dibanding harga kopi pada tahun 2013. Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Alamsyah menyatakan, "melonjaknya harga kopi pada tahun 2014 ini didorong seretnya produksi kopi hampir di seluruh daerah sentra produksi di Sumatera Utara.

"Di satu sisi memang ada kenaikan harga yang signifikan. Tapi di sisi lain ini justru imbas dari berkurangnya produksi kopi kita. Bukan karena harga yang memang naik," keluhnya, Selasa (21/1/2014) di Medan.

Ia mengakui, turunnya produksi kopi asal Sumatera Utara bukan karena terlambatnya musim panen. Kebanyakan kopi di Sumut memang butuh peremajaan. Produksi batang kopi yang sudah berumur tua, tidak bisa dimaksimalkan lagi untuk memproduksi buah sesuai target,katanya.

Sementara untuk melakukan peremajaan, tambahnya, tidak ada biaya ataupun insentif dari pemerintah bagi petani kopi. Sehingga mau tidak mau petani kopi hanya mengandalkan hasil panen yang ada saat ini.

Meski produksi kopi Sumatera Utara tercatat mengalami penurunan, namun disparitas harga membuat pengusaha dan ekportir kopi meraup keuntungan. Ditambah lagi anjloknya Rupiah atas dolar AS yang kini mendekati Rp 12 ribu, turut menyumbangkan kenaikan nilai ekspor kopi komoditas asal Sumatera Utara ini.

Harga kopi di pasar internasional yang saat ini sebesar 2,6 dolar AS per kg memang terbilang masih rendah bila dibandingkan harga pertengahan tahun ini yang sempat mencapai 3,6 dolar AS per kilogram.

Sebagian besar artikel ini bersumber dari :  TRIBUNNEWS.COM - Kamis, 23 Januari 2014

Produksi Kopi Jambi Tahun 2013

Read More

Produksi Kopi Perkebunan Rakyat, Perkebunan Negara dan Perkebunan Swasta

Produksi 2012 (Ton) 13.168
Produksi 2011 (Ton) 12.797
Produksi 2010 (Ton) 12.703
Produksi 2009 (Ton) 12.731
Produksi 2008 (Ton) 10.539

Lahan yang Sudah Digunakan (Ha) 24.918


Sumber Data: Statistik Pertanian 2012
Kementerian Pertanian Jl. Harsono RM No 3
Gedung D Lantai 4 Ragunan- Jakarta Selatan
Telp 021- 7807601 Fax 021- 7807601
Updated: 30-9-2013

Produksi Kopi Jambi Tahun 2013

Pada tahun 2013, produksi kopi Jambi mengalami peningkatan sebesar 15%. Peningkatan produksi tersebut didapat dari seluruh jenis kopi yang dibudidayakan di Jambi, seperti Arabika, Robusta, dan Liberika/Ekselsa.

Menurut Kabid P2HP Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Putri Rainun : jenis kopi robusta saat ini adalah yang paling banyak di produksi, itu karena ketersediaan lahan untuk kopi jenis ini memang cukup luas. "Jenis kopi robusta yang paling banyak di Kabupaten Merangin. Saat ini (Thn 2013) Harga perkilonya mencapai Rp 18.000 -  Rp 20.000" ujarnya.




Putri menambahkan : "Sedangkan jenis kopi Arabika, harga jualnya terbilang tinggi, dimana mencapai Rp 24.000/kilo. Provinsi Jambi menjadi sentra produksi kopi yang paling nikmat. Beberapa produk unggulan seperti Exelsa, pemasarannya sudah merambah ke Negara tetangga Malaysia".

Faktanya memang, Komoditas kopi jambi masih kalah primadona dengan perkebunan karet dan kelapa sawit. Walaupun demikian di beberapa daerah di Jambi, komoditas kopi sangat ber-potensi meningkatkan perekonomian masyarakat.

Maka dari itu kalau pemerintah lebih serius dalam mengembangkan perkebunan kopi di Jambi, serta aktif dalam memberi penyuluhan dan pengajaran tentang bisnis kopi, bukan tidak mungkin masyarakat akan tertarik menggantikan perkebunan sawitnya dengan kopi. Apa lagi tumbuhan sawit sangat berpotensi merusak lingkungan alam.

Lomba Kopi Unggul Nasional 2014

Read More
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mengundang para peneliti,petani dan praktisi perkebunan kopi untuk turut berpartisipasi dalam Lomba Kopi Unggul Nasional 2014. Tema yang di angkat pada Lomba Kopi Unggul Nasional 2014 ini adalah “Mendorong Kesejahteraan Petani melalui Bahan Tanam Unggul Berproduksi Tinggi”. Pendaftaran peserta Lomba berlangsung selama Januari – Mei 204, dengan persyaratan sebagai
berikut :


Pendaftaran Lomba Kopi Unggul Nasional 2014


1. Melampirkan foto tanaman yang dilombakan dengan ukuran R10, atau dapat di-print dengan warna yang jelas pada kertas A4/Folio/Kuarto.
2. Membuat keterangan dalam satu lembar kertas berupa:
  • Data diri (nama, tempat dan tanggal lahir, alamat tinggal, lokasi kebun, nomor telepon yang dapat dihubungi).
  • Nama varietas/klon yang dilombakan (jika sudah diberi nama)
  • Asal-usul keturunan tanaman
  • Usia tanaman
  • Jumlah tanaman per varietas/klon yang ada saat ini.
  • Jumlah buah per pohon
  • Rata-rata jumlah buah masak per 1 kg.
  • Bagi peserta yang lolos tahap seleksi data diwajibkan mengirimkan sampel sebanyak 2 kg gelondong kering untuk kopi robusta atau 1 kg HS kering untuk kopi arabika dari klon/varietas yang dilombakan.
3. Melampirkan fotocopy KTP atau surat keterangan tempat tinggal dari kelurahan


Pendaftaran Lomba Kopi Unggul Nasional 2014 ini terbuka bagi semua petani & praktisi perkebunan kopi dan tidak dikenakan biaya pendaftaran. Syarat-syarat pendaftaran dapat dikirim melalui pos atau email ke Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Pendaftaran akan ditutup pada 31 Mei 2014.

Pendaftaran Melalui Pos
  • Panitia Lomba Kopi Unggul Nasional 2014
  • Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia   Jl. PB Sudirman, 90 Jember 68118 JAWA TIMUR
Pendaftaran Melalui e-mail
  • kopiunggul2014@gmail.com.

Informasi lebih lengkap dapat anda dilihat di website http://iccri.net/

Sumber info : Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

KEMENDAG Berencana Merevisi Permendag No 41/MDAG/ PER/9/2009

Read More
Pada tanggal 14 Januari 2014 yang jatuh pada hari senin, Ketua Umum AEKI (Asosiasi Ekportir Dan Industri Kopi Indonesia)  Irfan Anwar  dan Ketua Komp. Industri dan Kopi Spesial Pranoto Soenarto,  telah menghadiri undangan dari Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, dalam rangka menyampaikan rencana revisi kedua Peraturan Menteri Perdagangan nomor 41/MDAG/ PER/9/2009 tentang Ketentuan Ekspor Kopi Indonesia. Dalam hal ini hal ini AEKI menyarankan agar Pemerintah segera mengkaji lebih mendalam terhadap Sertifikasi Kopi Nasional Saat ini dirasakan oleh para eksportir kopi nasional bahwa tidak semua sertifikasi kopi yang menjadi persyaratan oleh pembeli (buyers) memberikan manfaat bagi perkopian Nasional.
Dalam paparannya, Bp. Mardjoko dari Bapebbti menjelaskan bahwa beberapa  perubahan dari Permendag no. 41 tersebut diantaranya adalah :
  • Setiap eksportir kopi (khususnya biji kopi) dalam melakukan ekspor, haruslah terlebih dahulu mendaftar di portal PIEK (Portal Indonesia Eksportir Kopi) yang disediakan oleh Bursa Berjangka.
  • Selanjutnya setiap akan merealisasikan ekspor biji kopi, pihak eksportir diwajibkam mendaftarkan kontrak transaksi dengan pembeli di PIEK.
  • Kemudian pihak Bursa Berjangka akan menerbitkan Bukti Kontrak Transaksi. Bukti Kontrak Transaksi, photo copy EKS atau ETK dan dokumen lainnya selanjutnya disampaikan kepada Dinas Perdagangan untuk memperoleh SPEK (Surat Pemberitahuan Ekspor Kopi).
Pak Mardjoko menegaskan, maksud dari dilakukannya revisi pada Permendag No 41/MDAG/ PER/9/2009 tersebut adalah agar transaksi ekspor kopi Nasional yang dilakukan oleh para eksportir tidak melebihi kapasitas atau kemampuan produksi kopi dalam negeri.

Komoditas Kopi Merangin Jambi 2012-2013

Read More
Merangin adalah nama salah satu kabupaten di Provinsi Jambi-Sumatera. Kabupaten yang ber Ibu Kota di Bangko ini memiliki Luas wilayahnya 7.668.61 km² dengan populasi 335.000 jiwa. Komoditi Perkebunan yang menonjol daerah ini adalah Kelapa Sawit,dan Karet. Meski demikian, komoditas kopi di Kab. Merangin-Jambi dapat dikatakan cukup berkembang.

Saat ini luas areal perkebunan kopi Merangin mencapai 10,710 hektare, tersebar dibeberapa kecamatan seperti Kec. Sungai Tenang, Kec. Jangkat, Kec. Lembah Masurai. Dinas Perkebunan dan Kehutanan setempat mencatat, produksi kopi Merangin pada Tahun 2012 mencapai 6.416 ton, dengan angka produktivitas 1.017 kilogram/hektare.

Untuk periode 2011-2013 hasil produksi kopi pertahunnya di Kec. Jangkat mencapai 843 Ton, Sungai Tenang 1.002 Ton dan Lembah Masurai 4,188 Ton. Dan beberapa kecamatan lainnya hasil produksinya tergolong rendah yaitu berkisar antara 1-30 Ton pertahunnya. Berikut ini data area perkebunan Kopi Merangin :

Area Perkebunan Kopi Di Kab.Merangin 2012-2013


Nama Daerah Luas Lahan
Kec. Lembah Masurai 6.957Ha
Kec. Jangkat 1.433Ha
Kec. Sungai Tenang 1.656Ha
Kec. Tiang Pumpung 38Ha
Kec. Muara Siau 97Ha
Kec. Renah Pembarap 162Ha
Kec. Pangkalan Jambu 96Ha
Kec. Sungai Manau 94Ha
Kec. Tabir 84Ha
Kec. Nalo Tantan 35Ha
Kec. Bangko Barat 12Ha
 
Supported by : Kopi Sumatra Online Shop
Copyright © 2013 - 2014. TOKO KOPI JAMBI - All Rights Reserved
Template designed by Creating Website
Proudly powered by Blogger